22 Desember 2008

calon cerpen di Tahun 2009


Mencintai kamu itu melelahkan….

Hingga jika sanggup, aku ingin berhenti…

Mencintai kamu itu membingungkan…

Karena aku nggak pernah tahu kemana kamu akan menuju…

Mencintai kamu itu membosankan…

Karena tidak pernah ada kejutan…

Mencintai kamu menekan aku…

Jiwaku, hatiku, perasaanku…

Mencintai kamu itu bahaya…

Karena gampang sekali sakit hati…

Mencintai kamu itu mukjizat…

Karena aku bisa menahan semua penderitaan cinta…

Mencintai kamu itu ibadah…

Karena aku nggak akan bisa mengharap imbalan darimu…

Mencintai kamu itu ketidakadilan…

Karena nggak ada cinta untukku…

Mencintai kamu itu karma…

Atas kejahatanku di masa lalu…

Mencintai kamu, membuat aku ingin mati…

Karena kamu begitu jauh…..

 Kenapa kamu setega ini?

 Aku ingin melihatmu seperti dulu, di saat-saat kamu masih tergila-gila padaku. Dan menganggap aku adalah mutu manikam, jamrud khatulistiwa, cakra krisna, yang harus dijaga dan dilindungi.

Aku ingin melihatmu seperti dulu, di saat-saat manismu bersamaku. Seharian tertawa lepas dan bebas. Tidak pernah ada derai tangis dan rasa kecewa

Aku ingin melihatmu seperti dulu. Saat aku merasa cinta yang besar dan tak terbendung. Seperti lahar gunung berapi, seperti tsunami dari laut selatan.

Aku ingin merasakan kamu yang dulu… yang penuh cinta padaku… yang sekarang sudah tidak lagi kurasa.

Sayangku, aku rindu padamu…yang dulu…


Saya ingin menyelesaikannya menjadi sebuah cerita, meskipun pendek. Hmm... semoga tahun depan saya punya kekuatan untuk menyelesaikan unfinished business saya :p





18 Desember 2008

tips makan di Resto mahal

Kemarin, saya ditawari makan di salah satu restoran steam boat mahal di Senayan City dengan sumbangan voucer dari teman. Karena penasaran dan bosan dengan makanan di sekitar kos, akhirnya saya pun berangkat kesana, sekalian pengen menengok dekorasi natal di Senayan City. Dengan berbekal voucer dan uang seadanya, saya dan teman saya pun berangkat menuju medan laga dengan menggunakan busway.

Sesampainya di sana, kami yang kelaparan langsung menuju ke resto itu. Untungnya kami diterima dengan baik, meskipun penampilan kami amat ‘ ala kadarnya. Pasalnya, rata-rata yang datang ke Senci itu pada necis semua. Baju bermerk, sepatu dan tas mahal menyertai mereka. Sementara kami, baju lusuh nggak genah, tas buatan bandung, bahkan, temen saya pake sandal jepit bututnya, yang sering dipake tikus nyingnying buat toilet training, hehehe…. Tapi, whatever lah… yang penting bisa bayar ini!

Finally, kami pun order. Hebat bener resto ini, everything is free… lha wong ga ada price listnya. Saya juga sempet bingung… gimana bisa menerka-nerka anggaran pengeluaran kalau begini caranya? Masak harus ditanya satu-satu, tampak semakin ndeso kami nanti. Akhirnya, meraba-raba saja lah… toh kalau pesan yang nggak aneh-aneh pasti jatuhnya juga ga mahal.

Tahu isi ayam, bakso ikan, nasi putih, dan paketan sayur sawi+bihun jadi pilihan kami malam ini untuk menemani kuah steam boat. Minumnya, saya order jeruk anget saja. Intinya kami makan dengan lauk seadanya. Alhasil, perut saya pun kembung gara-gara kebanyakan kuah steam boat.

Saat yang paling mendebarkan pun tiba. Sibuk mereka-reka, kira-kira pesanan kami ini seharga berapa. Bill pun datang. Dan berikut rating price dari yang paling mahal sampai yang murah (meskipun tetap mahal, huaaaaa!!!!)

1.              Paket sayuran (unbelievable! Beberapa batang sawi hijau dan sawi putih, ditambah 2 potong wortel dan bihun satu mangkuk kecil dihargai setara dengan 2 kali makan siang saya di kantor. Itupun kalau saya order es oyen. Bisa kebayang kan mahalnya?)

2.              jeruk anget (ini bikin saya gondok abis! Mending kalau rasanya enak! Saya bisa dapat 10 gelas jeruk anget yang lebih enak kalau beli di warteg! It’s very not recommended!!!!)

3.              etc….

 

Buat teman-teman yang ingin makan di resto mahal:

  1. pastikan ada bala bantuan yang bisa dimanfaatkan, misalnya voucer, potongan kartu kredit, dll, yang bisa membantu menekan pengeluaran kita
  2. makanan yang kelihatan murah, belum tentu harganya murah juga. Jadi, lebih baik survey dulu pada orang yang pernah makan di sana, atau sering baca kuliner di majalah. Biasanya mereka mencantumkan kisaran harganya, kok.
  3. Ini yang paling penting. Biasanya resto mahal itu mematok harga yang tinggi untuk beverage, jadi kita harus berhati-hati. Paling aman, pesen minuman paling umum, yaitu teh anget! Air mineral juga masih bisa ditolerir meskipun biasanya harganya bisa naik 5-6 kali lipat.
  4. Last, but not least… tunggu ada yang berbaik hati mentraktir kita saja lah, daripada coba-coba sendiri. Lebih banyak nyeselnya daripada puasnya. Kecuali kalau emang penasaran banget atau lagi ngidam, hehehe…

 

Semoga berhasil dengan acara makan-makannya, ya :)

 

 

 

           

 

15 Desember 2008

"Bom"

Minggu malam saya menangis sesegukan di telpon. Di seberang sana, terdengar suara suami saya,” udah lah, kamu tenang dulu. Siram pelan-pelan. Ntar juga hilang sendiri! Nggak usah pake nangis segala, dong!” ujarnya. Sedikit kesal. Ya, saya memang sedang bt gara-gara WC mampet.

Saya sudah mewanti-wanti suami supaya lekas memperbaikinya. Tapi, peer itu pasti lupa dikerjakan ketika dia pulang. Wuah… akhirnya, yang saya takutkan terjadi juga, kan!

Akhirnya, saya berusaha kembali, dengan bimbingan suami di seberang sana. “Pelan-pelan… airnya yang banyak….nggak usah panik gitu!” instruksinya. Viola… akhirnya…. WC tidak mampet lagi! Wuaduh… ternyata selain menjadi suami yang bisa menenangkan isteri seperti saya, dia juga berbakat jadi ahli WC spiritual, hehehe. 

Saya sendiri merasa malu ketika akhirnya dia menertawakan tingkah saya yang seperti anak manja barusan. Mungkin saya perlu belajar lebih mandiri, karena ternyata selama ini saya masih tidak bisa mengatasi masalah-masalah kecil sendiri. Makasih, ya, bom... sudah mengingatkan saya! Tapi, please, jangan muncul lagi menjadi masalah di rumah kami :0

11 Desember 2008

Natal minus suami


Tak terasa sebentar lagi Natal akan tiba. Menurut saya, Natal itu nggak jauh beda rasanya kayak lebaran. Bedanya, kalau lebaran ritualnya bikin ketupat, kalau Natal ritualnya menghias pohon natal. Namun intinya, kumpul-kumpul bersama keluarga.

Bicara tentang keluarga, tahun ini  seharusnya saya menghabiskan waktu dengan keluarga baru saya, alias dengan suami. Tapi, apa daya, Natal ini kami nggak bisa merayakannya bersama. Tapi nggak apalah. Toh saya bisa merayakannya dengan keluarga di Jogja.

Intinya merayakan natal dengan damai dan sederhana. Damai alias tenang. Hati tetap harus tenang meskipun sebenarnya kesal karena nggak bisa berkumpul dengan suami. Sederhana alias seadanya. Natal tetap jalan meskipun seadanya, tanpa suami :p

 

Yang selalu saya rindukan setiap weekend


Hehehe… sebenarnya saya sama sekali nggak merindukan mereka, kok. Laptop butut yang lemotnya minta ampun… gelas-gelas kaca yang beralih fungsi menjadi tempat perkakas ga jelas (kadang-kadang jadi tempat sampah juga, hehehe)… kotak merah tempat teman saya menitipkan hp-nya yang sedang di-charge… frame foto bentuk hati… tanggalan Donal Bebek kenang-kenangan dari kantor lama…nggak ada yang saya rindukan sama sekali, meskipun merekalah yang menemani saya bekerja selama 5 hari yang rasanya panjang itu.

 

Hmm… saya jadi berpikir, sebenarnya darimana asal perasaan rindu itu. Saya pasti selalu merindukan suami saya tiap dia balik ke Simprug, padahal baru beberapa jam lalu ketemu. Jadi, kalau logikanya rindu itu berbanding lurus dengan waktu, teori itu sudah mental buat saya. Menurut saya, rindu itu berkoneksi dengan keterlibatan hati kita terhadap sesuatu. Biar gimana pun, kita bebas kok, merindukan apapun.

 

Mungkin sekarang saatnya saya belajar merindukan mereka… mumpung sebentar lagi libur panjang menjelang. Hmmm… I think I’ll miss u all, guys!

flu berat dan test pack

Sudah dua hari ini saya menderita flu berat. Kepala pusing, ingus meler, tenggorokan sakit, ditambah penyakit diare yang menyertai flu kali ini. Intinya, saya menjadi manusia tidak produktif 2 hari ini (kalau untuk menulis di blog, sih, lain cerita, hehehe).

Banyak yang mengira kalau penyakit saya ini sebenarnya adalah salah satu indikasi dari fenomena alam yang lebih besar. Mautahu apa itu? Hehehe… they think that I’m pregnant!

Mau nggak mau saya jadi kepikiran juga. Padahal, menurut logika saya, saya terjangkit penyakit ini ya karena saya ketularan ponakan saya, sebab daya tahan tubuh saya memang lagi melemah. Untuk meyakinkan dugaan, kemarin sore pas pulang, saya menyempatkan diri ke apotek untuk membeli test pack. Pagi ini baru saya cek. Ternyata, hasilnya negatif. Hmm… belum rejeki saya.

Tak lama kemudian, suami menelpon dan menanyakan hasilnya. Dia pun agak kecewa waktu saya bilang kalau belum berhasil. Tapi tak apalah. Yang penting tetap mencoba. Toh, Tuhan lebih tahu kapan waktu yang tepat. Hehehe… mungkin juga, si dedek pengen nunggu sampai papanya pulang, jadi kan bisa manja-manja sama si Papa J

Kesimpulannya: there is no correlation between influenza and pregnancy! So, don’t ever judge someone just from their disease, hehehe :p

09 Desember 2008

Melihat neng guelis lagi...

"....kau membuatku merasakan indahnya jatuh cinta...indahnya dicintai... saat kau jadi milikku..." Itu tadi adalah cuplikan lagu terbaru Tompi. Waktu liat video klip-nya, saya tiba-tiba melihat sosok yang saya kenal waktu acara Sunsilk Dare to Shine dulu. Namanya Odhie. Dia salah satu teman magang saya di FeminaGroup. Wah, mulai merambah ke dunia layar kaca rupanya neng geulis ini :)Great for u, girl!

Omong-omong soal Sunsilk Dare to Shine, saya jadi pengen cerita pengalaman saya selama seminggu itu. Meskipun peristiwanya sudah lama, sekitar setahun lalu, namun banyak kenangan yang saya ingat.
Masa pemagangan dimulai dari hari senin sampai kamis. Disana saya dan teman-teman dikasih kesempatan masuk ke 'dapurnya' Feminagroup (dapat bonus ketemu artis-artis yang lagi pada pemotretan cover, hehehe), bikin konsep pemotretan untuk dipajang di majalah, pinjem baju senilai jutaan rupiah (yang alhasil malah bikin stress gara-gara musti jagain tuh barang
 biar ga
 ilang-rusak) dan melakukan pemotretan. Intinya sih, kami merasakan gimana capeknya kerja di Feminagroup, hehehe.
Nah, hari jumat waktunya untuk presentasi hasil kerja ke pihak Unilever selaku penyelenggara kegiatan. Malamnya, hasil kerja kami semua di-cat walk-an di Embbasy, Senayan. Hehehe... saya sempet jadi seleb dadakan di sana. Pasalnya, Cut Tari, presenter Insert, mewawancarai saya tentang konsep peragaan busana malam ini. Lumayan lah, bisa nongol di TV, even for a gossip show :p. 
Ternyata, selain menjadi seleb dadakan, saya juga dipaksa berjalan di cat walk layaknya model. Hahaha... mimpi apa saya selama ini! Yowis lah.... dijalani aja. Toh abis ini juga nggak akan datang ke klub lagi. that was the first and the last I go to the Club! Abisnya, pusing, bising, dan mata pedih gara-gara asap rokok. Thanks God akhirnya kami bisa keluar dari tempat itu jam 2 pagi. Perut pun rasanya keroncongan. Alhasil, kami pun berhenti di warung mie terde
kat untuk makan internet. Walah.... abis clubbing kok sarapan indomie telor kornet! Nggak keren blas! 



Hari Sabtu, It's a 
Girl day! Kami bener-bener dimanja, dilulur dan di-creambath. Hmmm... asyik.... 
Abis itu, kami semua diantar shopping ke Senayan City. Alhasil, saya cuma jajan King Burger di sana. Soalnya saya udah mules duluan ngeliat price-nya. Ternyata nggak cuma saya aja yang mules, temen-temen juga tidak membawa hasil apapun. Akhirnya kami kompakan menyelinap dan pergi ke Melawai untuk belanja. Hehehe... kamipun kalap.... dan ternyata... habis banyak juga, deh!
Pelajaran yang bisa saya ambil, barang murah belum berarti tidak berbahaya bagi kantong. Jadi, jangan tergiur dengan harga murah. Beli yang perlu saja, daripada menyesal kemudian ;p







2 kesayangan suami saya


Gambar di samping adalah 2 hal yang menjadi kesayangan suami saya:
1. Isterinya (saya)
2. Sepeda Onthel

Suami saya memang sangat tergila-gila dengan sepeda (tentu saja sebelum ketemu saya, hehehe). Dulu semasa pacaran, dia sering mengajak saya ke flea market untuk mencari onderdil sepeda. Sewaktu saya tanya apa manfaatnya, dia bilang supaya bisa dibongkar pasang. Hahaha... emangnya puzzle?
Saya juga nggak habis pikir, setiap kali ada sepeda onthel lewat, pandangan matanya seperti liat cewek cantik saja. Tak berkedip dan mendamba, hehehe... untung lah buat saya, dia hanya tertarik pada sepeda butut. Biar begitu, dia jeli sekali melihat apakah sepeda itu mahal atau merk abal-abalan. Pernah suatu ketika saya menunjuk sepeda onthel yang lumayan mengkilap, namun dia tidak menunjukkan minat sama sekali. Rupanya sepeda itu buatan Cina. Menurutnya, sepeda yang bagus itu berasal dari Eropa. Misalnya saja merk Gazelle asal Belanda.

Hmmm...kalau saya sendiri nggak pernah memikirkan apakah sepeda yang saya naiki itu bermerk Gazelle atau bukan. Yang ada di benak ini hanya berusaha menikmati sepanjang perjalanan dan kayuhan sepeda. Syukur-syukur kalau diselingi hembusan angin yang menerpa wajah dan menerbangkan anak-anak rambut saya. Wah.... jadi ingin bersepeda lagi...








Kenangan di kereta tua

 

Bagi saya, naik kereta sudah menjadi makanan sehari-hari selama berdomisili di Jakarta. Bagaimana tidak, dalam sehari saya dua kali naik KRL Bekasi Ekspres sebagai sarana transportasi. Sebulan sekali (atau pas ada libur panjang), saya juga menyempatkan diri untuk nongkrong sejenak di KA Senja Utama jurusan Yogyakarta. Kalau ada rejeki lebih, baru naik eksekutif (tapi itu jarang sekali, hehehe...) 
Menurut saya, kereta api itu alat transportasi paling nyaman dan aman. Nggak perlu takut macet (kecuali kalau lagi ada trouble di stasiun or listrik mati... wah... kacau banget, itu...), nggak perlu takut jatuh ke laut dan nggak perlu takut
 bakal ditabrakin ke gedung bertingkat (hehehe... )
Namun, dari sekian banyak pengalaman naik kereta (termasuk kereta halilintar di Dufan... ouch... bikin leher sakit, tuh!), menurut saya yang paling berkesan adalah ketika naik kereta tua di stasiun Ambarawa. Wuah... nikmatnya tak tergantikan, deh!
Sekadar ilustrasi, rasanya seperti kembali ke tahun 1900-an! Kereta tua ini terdiri dari sebuah lokomotif dan dua gerbong penumpang. Bahan bakar kereta ini masih tradisional, yaitu kayu bakar. Kayu bakarnya juga nggak main-main, kayu jati, man! Jadi, wajar 
saja kalau tarif menaiki kereta ini lumayan mahal, 2,2 juta untuk perjalanan sejauh kurang lebih 18 kilometer. 
Gerbong penumpang beserta interiornya  semua terbuat dari kayu dan tanpa jendela. Jadi, saya dan teman-teman dengan leluasa dapat menjulurkan leher seraya menikmati pemandangan yang ada. Terpaan angin semilir membuat kami mengantuk. Tapi, kok sayang rasanya melewatkan kesempatan sekali seumur hidup ini, hehehe :P
Iseng-iseng, kamipun mengukir kenangan dengan berfoto di dalam kereta api tua ini. Hehehe... lumayan untuk kenang-kenangan. 
 O iya, kebetulan saya juga mengabadikan moto dari kereta api tua ini..."it takes only one hour but the memory of your railway mountain tour will last forever" as long as you've got the picture ;)

Kisah sedih di hari lebaran

Pagi itu saya dibangunkan oleh berita duka. Nenek saya dari bapak telah berpulang. sedih juga rasanya, meskipun saya tidak terlalu dekat dengan beliau. 
Yah, mungkin ini yang disebut dengan takdir. We never know when someone will leave us. Jadi, sebelum saat itu datang, ada baiknya kita selalu berusaha membahagiakan orang-orang yang kita sayang. 
Selamat jalan, Mbah! Maaf kalau selama ini saya ada kesalahan...


05 Desember 2008

Ternyata bapakku Kuat

Menjadi pengantin adalah impian saya. Menjadikan saya pengantin adalah mimpi bapak saya. "Pokoke aku bakal nggendong mbak Dian!" ujarnya ketika kami sekeluarga berkelakar di suatu sore. And, he prove it! Potret di samping adalah bukti keperkasaan bapak saya! 
Hehehe... bapak saya juga pernah bilang, bahwa dia akan menitikkan air mata ketika saya menikah, ketik
a dia mengguyur saya dengan air 7 rupa dan ketika saya sungkem di kakinya. Wuaduh... saya jadi berpikir pasti pernikahan saya mengharukan. Pasalnya, bapak saya adalah orang paling ceria di rumah kami. 
Kali ini, dia nggak bisa membuktikan ucapannya. Contoh kecil saja, ketika dia bersiap akan mengguyur saya dengan air pada prosesi siraman, tiba-tiba dia nyeletuk," iki sisan karo krambile, ora?" (ini di
siram sekalian sama kelapanya, nggak?. red). Kontan saya nggak bisa menahan tawa. Alhasil, saya nggak jadi menangis haru hari itu. Hmm... ternyata bapakku kuat. Kuat menggendong dan menahan kesedihan ditinggal anak gadis pertamanya :)

Mencoba nge-blog lagi...



Kenalan dulu....
Panggil saja saya Dee, simpel, seperti saya jika sedang berpikir simpel. Meskipun seringkali saya lebih ribet dari benang kusut yang diacak-acak kucing, hehehe...
dulu, saya pernah nge-blog, namun merasa gagal. Nggak saya banget! Makanya saya coba peruntungan lagi. Siapa tahu, kali ini berhasil (padahal saya sendiri bingung, apa ukuran kesuksesan/kegagalan suatu blog...). At least, berhasil mencerminkan pribadi saya yang sesungguhnya. 
So, wish me luck with this one, okay? ;)