09 Desember 2008

Kenangan di kereta tua

 

Bagi saya, naik kereta sudah menjadi makanan sehari-hari selama berdomisili di Jakarta. Bagaimana tidak, dalam sehari saya dua kali naik KRL Bekasi Ekspres sebagai sarana transportasi. Sebulan sekali (atau pas ada libur panjang), saya juga menyempatkan diri untuk nongkrong sejenak di KA Senja Utama jurusan Yogyakarta. Kalau ada rejeki lebih, baru naik eksekutif (tapi itu jarang sekali, hehehe...) 
Menurut saya, kereta api itu alat transportasi paling nyaman dan aman. Nggak perlu takut macet (kecuali kalau lagi ada trouble di stasiun or listrik mati... wah... kacau banget, itu...), nggak perlu takut jatuh ke laut dan nggak perlu takut
 bakal ditabrakin ke gedung bertingkat (hehehe... )
Namun, dari sekian banyak pengalaman naik kereta (termasuk kereta halilintar di Dufan... ouch... bikin leher sakit, tuh!), menurut saya yang paling berkesan adalah ketika naik kereta tua di stasiun Ambarawa. Wuah... nikmatnya tak tergantikan, deh!
Sekadar ilustrasi, rasanya seperti kembali ke tahun 1900-an! Kereta tua ini terdiri dari sebuah lokomotif dan dua gerbong penumpang. Bahan bakar kereta ini masih tradisional, yaitu kayu bakar. Kayu bakarnya juga nggak main-main, kayu jati, man! Jadi, wajar 
saja kalau tarif menaiki kereta ini lumayan mahal, 2,2 juta untuk perjalanan sejauh kurang lebih 18 kilometer. 
Gerbong penumpang beserta interiornya  semua terbuat dari kayu dan tanpa jendela. Jadi, saya dan teman-teman dengan leluasa dapat menjulurkan leher seraya menikmati pemandangan yang ada. Terpaan angin semilir membuat kami mengantuk. Tapi, kok sayang rasanya melewatkan kesempatan sekali seumur hidup ini, hehehe :P
Iseng-iseng, kamipun mengukir kenangan dengan berfoto di dalam kereta api tua ini. Hehehe... lumayan untuk kenang-kenangan. 
 O iya, kebetulan saya juga mengabadikan moto dari kereta api tua ini..."it takes only one hour but the memory of your railway mountain tour will last forever" as long as you've got the picture ;)

Tidak ada komentar: